Pengertian student centered Learning (SCL) adalah proses proses pembelajaran yang
tadinya berfokus pada guru (teacher centered) menjadi pembelajaran yang
berpusat pada siswa (learner centered) diharapkan dapat mendorong siswa untuk
terlibat secara aktif dalam membangun pengetahuan, sikap dan perilaku. Melalui
proses pembelajaran yang keterlibatan siswa secara aktif, berarti guru tidak
lagi mengambil hak seorang peserta didik untuk belajar.
Proses pembelajaran yang berpusat pada siswa/peserta
didik, maka siswa memperoleh kesempatan dan fasilitas untuk dapat membangun
sendiri pengetahuannya sehingga mereka akan memperoleh pemahaman yang mendalam
yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu kualitas siswa. Melalui penerapan
pembelajaran yang berpusat pada siswa, maka siswa diharapkan dapat
berpartisipasi secara aktif, selalu ditantang untuk memiliki daya kritis, mampu
menganalisa dan dapat memecahkan masalahnya sendiri (Karsen, 2008).
Model student centered learning (SCL) menjadikan
peran pengajar sebagai fasilitator, dalam hal ini pengajar mampu untuk
memberikan fasilitasi dalam proses pembelajaran yang menjadikan pengajar
sebagai mitra atau pendamping bagi siswa dalam proses pembelajarannya, artinya
pengajar mampu untuk membantu siswa menciptakan rasa nyaman dalam proses
pembelajaran, sehingga siswa memiliki keberanian untuk menggungkapkan atau
mendiskusikan perasaan dan keyakinannya yang pada akhirnya proses
belajar-mangajar dapat berlangsung sesuai harapan, dengan kata lain pengajar
mambantu siswa untuk meningkatkan atau mengembangkan keterampilan akademik.
Selain hal tersebut, pengajar mampu untuk memberikan pengarahan bagi siswa dan
apabila perlu ikut membantu siswa dalam mengembangkan materi belajar.
Karakteristik utama dari kurikulum berbasis
kompetensi adalah dengan adanya penerapan pendekatan SCL, model pembelajaran
SCL lebih berfokus pada siswa bukan lagi pada pengajar. Pendekatan pembelajaran
SCL diharapkan setiap pribadi dapat lebih bebas dalam mengembangkan kemampuan
dan pengetahuannya, tidak bergantung kepada pengajar melainkan kepada dirinya sendiri,
sehingga siswa/peserta didik menjadi pribadi yang mandiri dan mampu untuk
bersaing dalam meraih kesuksesan (Karsen, 2008).
SCL atau pembelajaran yang berfokus pada
peserta didik merupakan model pembelajaran yang menempatkan peserta didik
sebagai pusat dari proses belajar mengajar. Model pembelajaran ini berbeda dari
model pembelajaran teacher centered learning yang menekankan pada transfer
pengetahuan dari guru ke murid yang relatif bersikap pasif. Menerapkan model
pembelajaran student centered learning (SCL), maka peserta didik diharapkan
mampu menjadi peserta didik yang aktif dan mandiri dalam proses belajarnya,
yang bertanggungjawab dan memiliki inisiatif untuk mengenali kebutuhan
belajarnya, mampu untuk menemukan sumber-sumber informasi untuk dapat menjawab
pertanyaannya dan memiliki kemampuan untuk dapat membangun serta
mempresentasikan pengetahuannya berdasarkan kebutuhannya dengan sumber-sumber
belajar, dalam batas-batas tertentu peserta didik dapat memilih sendiri apa
yang akan dipelajarinya (Rahardjo & Pongtuluran dalam Panen, 1999).
Pembelajaran dengan model student centered
learning (SCL) lebih berfokus pada kebutuhan, kemampuan, minat dan gaya
pembelajaran dari siswa dengan pengajar sebagai fasilitator pembelajaran, yang
mana dalam penerapan pembelajaran dengan model SCL menjadikan setiap siswa
untuk lebih aktif dan mampu untuk bertanggungjawab terhadap proses
pembelajarannya sendiri. Model SCL memberikan autonomi, pengelolaan pilihan
materi dan pendekatan pembelajaran yang lebih baik bagi siswa, sehingga
karakteristik utama dari SCL adalah input dari siswa, diantaranya dengan
materi, cara dan waktu pembelajaran (Karsen, 2008).
Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran student centered learning (SCL) adalah model pembelajaran yang
berfokus pada siswa/peserta didik sehingga peran pengajar hanya sebagai
fasilitator dalam proses belajar. Model pembelajaran student centered learning
(SCL), menjadikan siswa mampu untuk menjadi peserta didik yang aktif dan
mandiri dalam proses belajarnya, yang bertanggungjawab dan memiliki inisiatif
untuk mengenali kebutuhan belajarnya, yang menemukan sumber-sumber informasi untuk
dapat menjawab pertanyaannya dan memiliki kemampuan untuk dapat membangun serta
mempresentasikan pengetahuannya berdasarkan kebutuhannya dengan sumber-sumber
belajar tanpa harus tergantung dengan orang lain.
0 komentar:
Posting Komentar